Pengurus PWNU Riau Hadiri Acara HAB Kementerian Agama RI

    Pengurus PWNU Riau Hadiri Acara HAB Kementerian Agama RI

    PEKANBARU - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Riau menghadiri acara Hari Amal Bhakti atau HAB Kementerian Agama Republik Indonesia yang diselenggarakan oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Riau pada 3 Januari 2025 di Lapangan Loka Diklat Kegamaan, Rumbai Kota Pekanbaru. 

    Gubernur Riau diwakili Asisten I Drs. H. Zulkifli Syukur, MA, M. Si memimpin upacara sebagai inspektur acara didampingi Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Riau Dr. H. Muliardi, M. Pd. Tajuk HAB kali ini adalah “Umat Rukun Menuju Indonesia Emas”.

    Wakil Rais Syuriah PWNU Riau KH. Ahmad Busthomi, MA yang hadir mengungkapkan bahwa kegiatan Hari Amal Bhakti memiliki sejarah tersendiri yang berbeda dengan kementerian lainnya. “HAB ini secara tren logo-logo yang viral muncul era Menteri Agama Suryadarma Ali kurun 2009 an. Sedangkan secara istilah nama HAB digunakan sebagai pengganti HUT di era KH. Mohammad Ilyas Menteri Agamanya di tahun 1956 an”.

    Ketua PWNU Riau KH. R. Abdul Halim Mahally, LL. B (Hons), MPIR mengirimkan karangan bunga berisi ucapan selamat Hari Amal Bhakti Kementerian Agama Republik Indonesia ke-79. Kepada awak media, KH. Mahally menyampaikan bahwa tema yang diusung Kemenag RI sangat sesuai dengan arah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yaitu cita-cita ke arah kemajuan Indonesia yang digelorakan dengan istilah “Menuju Indonesia Emas”. 

    “Kemenag RI mengusung tema yang sangat tepat, bersesuaian dengan arah perjuangan pemerintahan sekarang untuk mewujudkan Indonesia Emas. Kami PWNU Riau juga mendoakan semoga Kemenag Provinsi Riau sukses dalam menjalankan program-program yang telah ditetapkan oleh Pak Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, " ujarnya.

    KH. Mahally lebih lanjut menyampaikan bahwa ia akan bersilaturrahim ke Menteri Agama di Jakarta mengingat dirinya pernah membuat terobosan besar dalam usulan perbaikan pelaksanaan kegiatan ibadah haji tahun 2002 lalu. Saat itu, KH. Mahally adalah Ketua Forum Mahasiswa Tenaga Ahli Haji (FORMAT) tahun 2002 membawahkan kawasan Timur Tengah, Eropa dan Amerika yang membuat usulan-usulan resmi kepada Pemerintah Republik Indonesia. Berbagai usulan yang dikemas dalam 1 bendel berkas tentang penyelenggaraan haji di Arab Saudi tersebut telah KH. Mahally serahkan kepada Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi di Riyadh dan dikirimkan ke berbagai institusi lainnya di tanah air. Hasilnya, Pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menindaklanjuti dengan menunjuk Menteri Agama dan Direktur Pelayanan Haji Kemenag RI dari unsur Kementerian Luar Negeri selama tahun 2005-2010.

    Kementerian Agama RI juga meminta KH. Mahally tahun 2006 untuk membuat analisis komprehensif terkait organisasi Ahmadiyah di Indonesia yang saat itu viral karena dianggap sesat. KH. Mahally adalah penulis buku “Benarkah Ahmadiyah Sesat? Catatan Bagi Umat Islam Indonesia dalam Menyikapai Gerakan Ahmadiyah Internasional (Jakarta: Cahaya Kirana Rajasa, 2005)”. Karena muncul kekerasan fisik terhadap jemaat Ahmadiyah di berbagai tempat di tanah air, KH. Mahally juga diundang ke studio Metro TV untuk wawancara dalam siaran bahasa Inggris “Indonesia Morning” guna menjelaskan asal muasal munculnya ajaran atau gerakan Ahmadiyah secara internasional dan kapan mereka masuk ke Indonesia. (rel)

    pekanbaru riau pwnu riau
    Fernando Yudistira

    Fernando Yudistira

    Artikel Sebelumnya

    PWNU Riau Ziarah Makam dan Silaturrahim...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Polda Metro Jaya Panggil Empat Pengurus PWI Pusat, Ungkap Dugaan Penggelapan Dana oleh Hendri Ch. Bangun dan Sayyid Iskandar
    Lapas Tembilahan Ikuti Ibadah Natal Nasional Serentak Bersama Warga Binaan Kristiani di Seluruh Indonesia   
    Kasubsi Bimkemaswat Lapas Tembilahan Pastikan Kualitas dan Kuantitas Bahan Makanan di Dapur   
    Hendri Kampai: Tidak Siap Menampung Anak-anak Cerdas Lulusan Luar Negeri, Indonesia Terancam 'Brain Drain'

    Ikuti Kami